Selasa, 13 April 2010

MINGGU kemaren hari kedua tempat kuliah pindah dari As-Salam ke Persatuan . Hari itu berangkat bareng Bu Me-fa . Bu Si-fau berhalangan hadir karena ibunya sedang sakit .
Pelajaran berlangsung seperti biasanya .

Jam pertama diisi Bu Dosen Mur . Ujian . Tiada masalah . Ujiannya hanya meresum plus membuat soal dengan jawabnya , per orang per modul . Beliau bilang itu ide dari suaminya , ujian dengan menjawab soal hanya akan membuat ibu-ibu yang sudah tua ini makin pusing . Padahal aku tidak termasuk .

Jam kedua Bu Dosen Tut , memberikan materi semester dua . Bermain dan Permainan Anak . Kelas dibagi tiga kelompok . Tugas minggu depan , bermain drama . Aaaahhh !! Drama terakhir pas SMA aja masih terngiang-ngiang jadi mimpi buruk . Aku tidak bisa akting , karena aku bukan pemain di depan layar . Minggu depan BOLOS lah .

Jam ketiga , Pak Dosen Bud masuk . Profesi Keguruan , materi semester ketiga . Kampus ini kacau sangat !! Satu dosen loncat ke semester dua , satu dosen lagi sudah semester tiga , dosen yang lain masih bertahan di semester satu . KACAU .

Jam keempat , Bu Dosen Nit masuk (juga) . Anjriiit lah . Langsung ngasih tugas mendongeng . Prakteknya minggu depan . Yakin bolos lah.

Jam terakhir , Bu Dosen Nin . Presentasi . Kemarin baru cari materinya . Keyword-nya asing banget . Yang di dapet agak gak nyambung . Mana Bu Si-fau gak masuk . Yang maju presentasi cuma gue bareng Bu Me-fa . Ogah-ogahan gue . Kasihan Bu Me-fa .

Akhirnya selese juga penderitaanku .

Terimakasih and maaf Bu Me-fa , sudah merepotkan ..

Besok gue mo BOLOS aje .

Minggu, 04 April 2010

Pergi dari Sini !!

DIA tidak ingin menyalahkan siapa pun . Tapi , mungkin saja kejadian ini takkan terjadi jika pihak PLN tidak dengan tiba-tiba mematikan aliran listrik di rumahnya .

Dia adalah orang rumah yang selalu tidur paling akhir . Tanpa perintah dari siapa pun , dia pasti akan membereskan ruang makan . Namun , beberapa hari ini dia sering tertidur di ruang tamu . Sampai lupa untuk membereskan ruang makan .

Malam ini , dia sedang asyik menonton durasi-durasi terakhir Men in Black I . Tiba-tiba , semua gelap . Aliran listrik mati . Spontanitas , dia yang takut gelap itu melarikan diri ke kamarnya . Terdiam menunggu lampu menyala kembali .

Tak lama lampu mati , pintu kamar sebelah terdengar dibuka . Orang-orang dalam kamar yang tadi tertidur , mendadak bangun . Seorang laki-laki tua yang masih dipanggil Dia dengan sebutan 'ayah' menuju dapur . Memeriksa pintu belakang yang ternyata belum dikunci . Lalu , membereskan meja makan yang masih berantakan . Seperti biasa , si laki-laki mengerjakannya dengan diselipi omelan ibu-ibu dan bantingan-bantingan piring .

Si laki-laki : tidur paling terakhir , tapi nggak pernah beresin meja makan .
Dia : (diam di kamarnya) .
Si laki-laki : boro-boro cuci piring , beresin meja aja nggak dilakuin .
Dia : (diam . Namun , dalam hatinya dia membela diri , "Itukan karna beberapa hari lalu ketiduran . Malam ini juga kalo bukan karna mati lampu , abis MIB I udahan , Dia bakal tidur dengan tenang . Pastinya udah beres-beresin apa yang harus diberesin.")
Si laki-laki : makan tinggal 'lep' doang ? Gak mau bantu-bantu ?
*terdengar piring pecah*
Dia : (diam)
Si laki-laki : kalo udah gak betah tinggal disini , udah sono pergi aja . Ada , gak ada orang sama aja . Mending gak ada sekalian .
Dia : (dalam hati) lho ? Kenapa jadi ngelantur gitu ? (memikirkan tempat tinggal baru) .
Si laki-laki : tidur di luar aja sono ! Kalo jadi anak males , tu bukan anakku .
Dia : (mencibir dalam hati) memangnya selama ini anaknya mencontoh siapa , kalo bukan ortunya ?

Lampu menyala .

Dia mengambil sesuatu di ruang tamu . Membereskan yang perlu dibereskan . Berwudhu . Mengunci pintu kamarnya dan sholat isya . Di dalam kamarnya , Dia hanya sendiri . Sejauh mata memandang , benda-benda yang tergambar jelas dimata adalah , sepotong kain batik dan dua lubang di atas jendela .
"Aku gantung diri aja kali , yaa ?" pikir Dia . "Kalo cari-cari kehidupan baru kan lebih susah . Mo tinggal sama siapa ? Balik kampung ? Ahhh , masa kaburnya ke rumah keluarga juga ."

"Gue harus serius cari tempat baru . Tetep kerja , tapi berenti kuliah . Dan mereka berdua , harus ku anggap sudah almarhum ." pikir Dia dalam hati .

=====

Ingatlah wahai para orang tua . Anak yang dibentak , tidak lah akan menjadi anak yang menuruti perintah-perintah anda . Sebaliknya , dia akan membangkang dan melawan anda dengan bentakkan yang lebih keras .

Puncak Kesedihan

DUA hari yang lalu , sebuah sms masuk dalam inbox-ku . Aku membukanya dengan santai saja . Setelah membacanya , ekspresi-ku selanjutnya adalah mulut menganga (kaget tak percaya) , dibarengi dengan mata lembab penuh air di mata .

Boss-ku , sebut saja Ibu Si-fau yang mengirim pesan itu . Isinya betul-betul hal yang sangat menyedikan . Kata itu merupakan puncak dari kesedihan .

"ayahanda dari I-ro (nama samaran) meninggal dunia."

I-ro adalah salah satu partner kerjaku . Kami cukup dekat . Dia sering memberiku tumpangan gratis .

Terakhir kami bertemu , aku sedang sebal dengannya . Itu karena dia bilang , aku tidak pernah melakukan pekerjaanku . Padahal harusnya dia tahu , perbedaan dari pekerjaan kita adalah : aku bekerja dengan otak kiri-ku saja . Sedangkan dia dengan kedua otak .

Bu Si-fau memberi perintah kepada semua partner I-ro untuk takziyah ke rumah duka .

Aku langsung melajukan motor matik-ku dalam malam buram tanpa kacamata . Sesampainya di tujuan , rumah duka sudah dipenuhi kerabat . Selain Bu Si-fau , partner lain yang terlihat adalah Bu A-aw .
Aku memasuki rumah . Ternyata , ayahanda I-ro masih hidup . Tepatnya , setengah hidup . Ajalnya sudah berada di kerongkongan .

Aku memasuk rumah lebih dalam . Ku lihat I-ro sedang memenangkan ibundanya yang baru tersadar dari pingsannya . I-ro terdiam . Aku memandanginya , teringat akan kata-katanya beberapa hari yang lalu . Dia adalah anak bungsu . Satu-satunya anak dari keluarga ini yang belum menikah . Ayahnya sudah sakit cukup lama . I-ro mungkin menyadari kalau ayahnya sudah tidak akan lama lagi . Dia memiliki satu harapan , ia ingin dinikahkan oleh ayahnya . Ia ingin ayahnya menyaksikan putri terakhirnya menikah .

Namun , malam itu menghapuskan semuanya . Ayahnya masih sekarat . Semua anaknya sudah berkumpul , kecuali yang masih di Jambi . Mungkin ayahanda-nya masih menunggu kehadiran putrinya yang di Jambi .

Tak bisa berlama-lama , aku , A-aw , Bu Si-fau dan suami serta putra tunggalnya pamit pulang .

-¤-

Baru ku baringkan tubuhku di kamarku , sebuah sms masuk dalam inbox-ku lagi . Pesan kedua ini takkan salah lagi .
"Ayahanda I-ro telah berpulang."

Aku hanya berucap , "innalillaahi wainna ilayhi rooji'un" .

-¤-

Di pemakaman . Walaupun tidak semua peziarahnya ber-dress code hitam-hitam , rintikan hujan yang turun , sudah mewakili kedukaan hati keluarga yang ditinggal pergi .

Kamis, 01 April 2010

Kesedihan Al-Quran

Andai Al-quran bisa bicara, ia akan berkata :
"waktu kau masih anak2, kau bagai teman sejatiku, dgn wudhu kau sentuh aku, dlm keadaan suci kau pegang aku, kau baca dgn lirih dan keras, skrg kau telah dewasa, nampaknya kau sudah tdk berminat lagi padaku, apakah aku bacaan usang? Yg tinggal sejarah? Skrg kau simpan aku dgn rapi, kau biarkan aku sendiri. Aku menjadi kusam dlm lemari. Berlapis debu, dimakan kutu, ku mohon peganglah aku lg, bacalah aku setiap hari, karena aku akan jd penerang dlm KUBURMU,,!!! muslim, jika kamu merasa Islam, ingatkanlah sesama. karena, saling mengingatkan dalam kebenaran dan kebajikan sangatlah berpahala.

===============

MANUSIA yang berhati juga akan sangat sedih jika dicampakkan. Perumpamaan dengan majas personifikasi ini, mengibaratkan Al-quran seolah-olah bisa merasakan sakit hati seperti manusia.


Kita (manusia) tentu sudah tidak asing lagi dengan patah hati. Kita semua pernah merasakannya.

Lalu, bagaimana cara kita menyembuhkan sakit hati yang kita rasakan ?
Tidak tahu dengan kalian, tapi kalau aku : melupakan sakit hati ku itu dan terus melanjutkan hidup. Agak susah memang. Tapi kalau dilakukan terus menerus, akan berhasil.

Lalu, bagaimana menyembuhkan sakit hati Al-Quran ? Lakukan dengan caraku, lupakan sakit hati itu dan lanjutkan hidup. Sebenarnya agak kurang pas, ya. Tapi, intinya gini :
Al-Quran itu kan salah satu kitab suci yang semua isinya merupakan Firman-firman dari ALLAH Subhanahu wata'ala, jadi, tidak perlu dia memikirkan manusia yang mulai melupakannya. Bukan Al-Quran yang membutuhkan manusia, tapi manusia yang membutuhkan Al-Quran.
Karena, Al-Quran mukjizat Nabi Muhammad SholaALLAHu 'alaihi wassalam ini merupakan pandangan hidup yang paling benar.
Sedangkan manusia, merupakan makhluk yang selalu khilaf.

WaALLAHu 'alam bi ash showab.