empat mudamudi mendaki di sebuah gunung. emma yg paling depan. rupert mengikutinya di belakang. di belakang mereka ada dan yg memapah bonnie.
'ugh! kenapa harus mendaki? aku lebih suka berselancar!'
'rupes? kenapa kau mengeluh terus?! aku tidak pernah mengajakmu, kan?'
emma menatap rupert. 'kau boleh turun sekarang!' rupert menghentikan langkahnya. emma mendaki lebih cepat.
'kenapa harus berhenti sekarang? sebentar lagi sampai puncak.' rupert mengejar emma. dan & bonnie masih tertinggal.
emma terhenti seolah tak ada tanah yg bisa diinjak lagi. 'KITA DI PUNCAK!'
rupert tersandung-sandung menghampiri emma. 'waaaah!' tak dapat berkata-kata.
dan & bonnie mempercepat langkah.
'indahnya!'
'menakjubkan!'
'curang sekali kau berniat pergi sendiri kesini!'
'sekarang kau tidak menyesal kan mendaki kesini?'
'aku tidak akan menemukan taman edelweis di pantai.' rupert merangkul emma, 'love you mygirl.'
'love you more, myboy.'
dua pasang kekasih itu pun bermalam di puncak gunung. mensyukuri keindahan Tuhan.
_
'ugh! kenapa harus mendaki? aku lebih suka berselancar!'
'rupes? kenapa kau mengeluh terus?! aku tidak pernah mengajakmu, kan?'
emma menatap rupert. 'kau boleh turun sekarang!' rupert menghentikan langkahnya. emma mendaki lebih cepat.
'kenapa harus berhenti sekarang? sebentar lagi sampai puncak.' rupert mengejar emma. dan & bonnie masih tertinggal.
emma terhenti seolah tak ada tanah yg bisa diinjak lagi. 'KITA DI PUNCAK!'
rupert tersandung-sandung menghampiri emma. 'waaaah!' tak dapat berkata-kata.
dan & bonnie mempercepat langkah.
'indahnya!'
'menakjubkan!'
'curang sekali kau berniat pergi sendiri kesini!'
'sekarang kau tidak menyesal kan mendaki kesini?'
'aku tidak akan menemukan taman edelweis di pantai.' rupert merangkul emma, 'love you mygirl.'
'love you more, myboy.'
dua pasang kekasih itu pun bermalam di puncak gunung. mensyukuri keindahan Tuhan.
_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar